Selasa, 23 Oktober 2012

Arsitektur sadar Lingkungan


Apa itu arsitektur?

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kotaperancangan perkotaanarsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunandesain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Ada beberapa pengertian Arsitektur menurut para ahli, yaitu:


AMOS RAPOPORT
• Arsitektur adalah segala macam pembangunan yang secara sengaja dilakukan untuk mengubah lingkungan fisik dan menyesuaikannya dengan skema-skema tata cara tertentu lebih menekankan pada unsur sosial budaya.




CORNELIS VAN DE VEN
• Arsitektur berarti menciptakan ruang dengan cara yang benar-benar direncanakan dan dipikirkan. Pembaharuan arsitektur yang berlangsung terus menerus sebenarnya berakar dari pembaharuan konsep-konsep ruang.

BENJAMIN HANDLER
• Arsitek adalah seniman struktur yang menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri.

DJAUHARI SUMINTARDJA
• Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketenangan, dll).

VITRUVIUS
• Ada tiga aspek yang harus disintesiskan dalam arsitektur yaitu firmitas (kekuatan atau konstruksi), utilitas (kegunaan atau fungsi) dan venustas (keindahan atau estetika).

BRINCKMANN
• Arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk. Arsitektur adalah penciptaan ruang dan bentuk.


BUOWKUNDIGE ENCYCLOPEDI
• Arsitektur adalah mendirikan bangunan dari segi keindahan (sedangkan mendirikan bangunan dari segi konstruksi disebut ilmu bangunan).


Dan apa itu Lingkungan?


Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. (http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan))

Apa arsitektur sadar lingkungan?

Menurut pandangan saya, arsitektur sadar lingkungan merupakan salah satu sistem pembangunan yang mana peran lingkungan sangat penting didalamnya. Lingkungan lebih didahulukan. Bagaimana memposisikan arsitektur yang hijau, yang seperti kita ketahui sangat jarang bangunan hijau di Indonesia, khususnya Jakarta.

Ada beberapa arsitek yang menurut saya memerhatikan lingkungan dalam pembangunannya. Dalam artikel artikel saya sebelumnya sempat saya bahas arsitek yang menurut saya menerapkan lingkungan didalamnya, seperti :

1.  Arsitek Ken Yeang

 

2.      Ridwan Kamil



 


Menurut saya pembangunan arsitektur/bangunan yang menggunakan konsep hijau akan berperan besar dalam penyelamatan bumi dari pengaruh global warming. Selain sebagai estetika, menurut saya keberadaan pepohonan dan tumbuhan di sebuah arsitektur akan membuat suasana/tatanan kota menjaddi asri dan lebih segar udaranya. Asap karbondioksida yang dihasilkan oleh kendaraan roda dua dan roda empat bisa diminimalisir dengan baik jika hadirnya "penghijauan" di tengah tengah kita. 

Minggu, 21 Oktober 2012

Ekologi Arsitektur dan Penerapannya




Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Ekologi arsitektur  atau eko-arsitektur merupakan pembangunan secara holistis (berhubungan dengan sistem keseluruhan), yang memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai proses dan kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya atau  pembangunan rumah atau tempat tinggal sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan alamnya.

Kualitas arsitektur biasanya sulit diukur, garis batas antara arsitektur yang bermutu dan yang tidak bermutu. Kualitas arsitektur biasanya hanya memperhatikan bentuk bangunan dan konstruksinya, tetapi mengabaikan yang dirasakan sipengguna dan kualitas hidupnya. Apakah pengguna suatu bangunan merasa tertarik.

Pola Perencanaan Eko-Arsitektur selalu memanfaatkan alam sebagai berikut :

- Dinding, atap sebuah gedung sesuai dengan tugasnya, harus melidungi sinar panas, angin dan hujan.

- Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan yang digunakan saat pembangunan harus seminimal mungkin.

- Bangunan sedapat mungkin diarahkan menurut orientasi Timur-Barat dengan bagian Utara-Selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan

- Dinding suatu bangunan harus dapat memberi perlindungan terhadap panas. Daya serap panas dan tebalnya dinding sesuai dengan kebutuhan iklim/ suhu ruang di dalamnya. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi.

Cara membangun yang menghemat energi dan bahan baku :

1. Perhatian pada iklim setempat Penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim Pembangunan yang menghemat energi Orientasi terhadap sinar matahari dan angin Penyesuain pada perubahan suhu siang-malam

2. Subsitusi sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Meminimalisasi penggunaan energi untuk alat pendingin Menghemat sumber energi yang tidak dapat diperbaharui Optimalisasi penggunaan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui saha memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan energi surya

3. Penggunaan bahan bangunan yang dapat dibudidayakan dan yang menghemat energi Memilih bahan bahan bangunan menurut penggunaan energi Menghemat sumber bahan mentah yang tidak dapat diperbaharui Minimalisasi penggunaan sumber bahan yang tidak dapat diperbaharui Upaya memajukan penggunaan energi alternatif Penggunaan kembali sisa-sisa bangunan (limbah)Optimalisasi bahan bangunan yang dapat dibudidayakan

4. Pembentukan peredaran yang utuh di antara peneyediaan dan pembuangan bahan bangunan, energi, dan air Gas kotor, air limbah, sampah, dihindari sejauh mungkin Menghemat sumberdaya alam (Udara, air, dan tanah)Perhatian pada bahan mentah dan sampah yang tercemar erhatian pada peredaran air bersih dan limbah air

5. Penggunaan teknologi tepat guna yang manusiawi Memanfaatkan/ mengguanakan bahan bangunan bekas pakai. Menghemat hasil produk bahan bangunan.Mudah dirawat dan dipelihara Produksi yang sesuai dengan pertukangan hipotesis Gaia

Yang paling berpengaruh dasar perencanaan arsitektur masa depan adalah Hipotesis Gaia sebagai berikut: 

Kehidupan bukan menciptakan lingkungan menurut kebutuhannya, dan kehidupan bukan faktor penentu, melainkan sistem keseluruhan termasuk lingkungan dan kehidupan.

Hipotesis ini kemudian dibuktikan karena organisme-organisme dan lingkungan fisik kimia dalam evolusinya yang berhubungan erat sehingga bumi dapat dianggap sebagai makhluk hidup, sebagai organik yang mengatur suhu, iklim dan susunan kimia. Perencanaan benda apapun yang dihasilkan melalui kecerdasan manusia adalah bagian mikrokosmos. Cara kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan kehidupan machluk-machluk lainnya. Kerusakan bumi yang dikaibatkan oleh manusia di muka bumi ini akan menyakiti bumi sebgai Gaia dan akan menghancurkan dasar kehidupan manusia. 

Pencahayaan dan Warna

Pencahayaan dan pembayangan akan memengaruhi orientasi dalam ruang. Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam keadaan gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan dengan ruang, Cahaya matahari memberi kesan vital dalam ruang, terutama jika cahaya matahari masuk dari jendela yang orientasinya terhadap mata angin. Perpaduan antara cahaya, warna dan bayangan dapat menciptakan suasana yang mendukung kehidupan lewat kelenjar hormon, epiphisis dan hipothalamus yang semuanya terdapat simultan dari cahaya.

Di alam pencahayaan selalu berasal dari atas yaitu matahari. Pencahayaan mata hari di daerah tropis mengandung gejala sampingan dengan sinar panas, maka daerah tropis manusia menganggap ruang yang agak gelap sebagai kesejukan, akan tetapi untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan kebutuhan cahaya untuk mata manusia.

Berhubung pencahayaan buatan dengan bola lampu dan sebagainya mempegaruhi kesehatan manusia, maka dibutuhkan pencahayaan alam yang terang tanpa silau dan tanpa sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang berlawanan ini maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima langsung secara langsung melainkan dipantulkan terlebih dahulu ke dalam air kolam, lantai atau lewat langit-langit bangunan. Pencahayaan alam mengandung efek penyembuhan dan meningkatkan kretivitas manusia.

Kenyamanan dan kretivitas dapat juga dipengaruhi oleh warna. Oleh sebab itu warna adalah salah satu cara untuk memengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Badan manusia bereaksi sangat sensitif terhadap rangsangan dari masing-masing warna.Setiap warna memiliki frequensi tertentu, maka pengaruhnya atas badan manusia menjadi berbeda pula.

-Warna ungu indigo memiliki frequensi tertinggi yaitu 750 Thz

-Warna biru memiliki frequensi tertinggi yaitu 670 Thz

-Warna hijau memiliki frequensi tertinggi yaitu 600 Thz

-Warna kuning memiliki frequensi tertinggi yaitu 550 Thz

-Warna oranye memiliki frequensi tertinggi yaitu 500 Thz

-Warna merah memiliki frequensi tertinggi yaitu 430 Thz

Masing-masing warna memiliki ciri khusus yaitu sifat warna, sifat cahaya dan kejenuhan (intensitas sifat warna). Makin jenuh atau kurang bercahaya suatu warna akan makin bergairah, sebaliknya hawa nafsu dapat ditingkatkan dengan penambahan cahaya.

Alat vital manusia juga memiliki warna : Jantung (hijau) ; solarplexus (kuning); lambung (orange); ari-ari (merah); pangkal tenggorok (biru mudah); kemaluan (indigo); ujung atas kepala (ungu). Warna juga memiliki arti antara lain :

-Warna kuning artinya penolak rasa mengantuk

-Warna biru artinya penolak rasa sakit/ penyakit

-Warna Hitam artinya penolak rasa lapar

-Warna Hijau artinya penolak rasa angkara murka (marah)

-Warna putih artinya penolak rasa birahi.

-Warna orange artinya penolak rasa takut

-Warna merah artinya penolak rasa tenteram

-Warna ungu artinya penolak rasa jahat.

Pada praktek sehari-hari warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi peningaktan kenyamanan.

Langit-langit rumah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan memberi warna hangat dan agak gelap.

Langit-langit yang agak rendah diberi warna putih atau cerah dan diikuti 20 cm dari dinding bagian paling atas diberi warna putih yang memberi kesan langit-langit seakan-akan melayang dengan suasana yang sejuk.

Warna aktif seperti merah, orange pada bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang.

Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi warna hangat pada dinding bagian muka, sedang untuk berkesan luas diberi warna dingin seperti warna putih.

Dinding tidak seharusnya dari lantai diberi warna yang sama, jika dinding bergaris horizontal ruang berkesan terlindung, sedang vertikal berkesan lebih tinggi.

Sebagai suatu kesimpulan dapat ditentukan bahwa keseragaman yang menoton adalah racun keindahan/ kenyamanan.

Dan bagaimana jika ekologi tidak diterapkan didalam arsitektur?

Menurut pemikiran saya, sebuah arsitektur/bangunan yang tidak di menerapkan ekologi arsitektur akan berdampak kurang baik/buruk bagi pemilik dan bangunan itu sendiri. Bangunan-bangunan tersebut akan memaksimalisasikan global warming yang kita tahu saat ini perkembangannya sangat pesat. Tanaman dan pohon yang dapat meminimalisirkan efek rumah kaca.

Apabila arsitektur tidak dibarengi dengan ekologi, lingkungan sekitar bangunan akan tampak gersang dan tidak asri. Dapat berdampak buruk juga dengan penghuni bangunan tersebut, seperti masalah kesehatan jantung dan paru paru mereka tidak akan sehat bagi tubuh dan juga kebersihan diri penghuni.

Source :



Heinz Frick 1998. Dasar-dasar Eko Arsitektur

Jumat, 12 Oktober 2012

Green Architecture



     Green Architecture atau sering disebut sebagai arsitektur hijau adalah arsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam termasuk energi, air, dan material serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan (http://ndyteen.blogspot.com/2012/07/green-architecture-arsitektur-hijau.html)

    Menurut saya green arsitektur sangat cocok digunakan di daerah tropis, terkhusus Indonesia. Mengapa? Karena dengan banyaknya tanaman hijau akan membantu mengurangi global warming. Pepohonan akan membantu area asap menjadi area asri.

        Seperti yang kita ketahui, di Indonesia terkhusus Ibukota Jakarta dipenuhi bangunan pencakar langit berbahan kaca, yang saya rasa akan menyumbang global warming secara maksimal. Hanya sedikit area hutan lindung ataupun pepohonan di pinggiran jalan yang menunjang. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi polusi udara dan suara yang dihasilkan oleh kendaran roda dua dan roda empat di Jakarta.
          
        Dengan penanaman pohon secara maksimal, pohon-pohon dapat menyerap karbondioksida yang dihasilkan mobil atau motor dengan oksigen yang baik. Selain membantu mengasrikan daerah kota juga mengasrikan tubuh kita sendiri. Dan juga pohon pohon dapat menyerap noise (kebisingan), seperti contoh dengan menanam pohon peneduh seperti pohon mangga atau pohon jambu dapaat mengurangi kebisingan yang ditimbulkan oleh kendaraan roda dua atau empat.
         
         Jika mulai ditatan, mungkin bisa dimulai dari daerah luar Jakarta seperti Surabaya atau Semarang. Saya rasa Bandung juga mulai tergrogoti wilayah hijaunya dengan bangunan-bagunan pencakar langit, padahal kita tahu dulunya Bandung terkenal dengan “Kota Kembang”.  Dengan mulai memberlakukan green arsitektur, dengan itu pula kita memulai kehidupan yang sehat.
          
         Menurut saya Jakarta bisa menerapkan green building, dengan menanam ataupun menggunakan pot yang ditanami tanaman hijau pada setiap lantainya, seperti sebuah bangunan pencakar langit yang didesain oleh arsitek Ken Yeang.
       

       “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS Ar Ruum : 41)



            

Kamis, 11 Oktober 2012

Arsitektur dan Lingkungan


Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).

Arsitek menjadi sorotan banyak pihak saat membincangkan tentang lingkungan, banyak pihak beranggapan bahwa arsiteklah yang paling banyak menyumbang kerusakan karena segala yang dibangunnya tentu telah merusak tatanan lingkungan yang ada disekitarnya. 

Padahal hal ini sepenuhnya tidak benar, banyak arsitek yang telah menyumbangkan pemikiran bagi dunia bagaimana membangun rumah tinggal ataupun gedung yang ramah lingkungan sehingga tidak terjadi global warming, dan kerusakan di alam sekitarnya. Dengan keahlian seorang arsitek maka lingkungan dapat terselamatkan dengan baik. Kini kita juga sering mendengar bagaimana sebuah rumah atau bangunan yang diistilahkan “hijau” karena memperhatikan kelestarian bagi alam.

Pada sebuah pembangunan terjadi banyak hal, seperti perubahan alam sekitar, misalnya adanya limbah tambahan, pendirian bangunan pada suatu lahan juga dapat memberikan arti bahwa hal ini berarti berkurangnya lahan hijau bagi lingkungan, adanya pembukaan baru pada suatu tempat yang hijau misalnya pembukaan lahan dan perumahan di hutan,perambahan area baru dan lain-lain yang dinilai sangat tidak bersahabat bagi bumi dan alam sekitarnya.

Untuk menghindari sama sekali tidak menggunakan alam dan sumber dayanya bagi kelestarian manusia tentulah bukan sebuah solusi yang tepat, buktinya jika manusia tidak membangun rumah tentu dia tidak akan berkonsentrasi untuk memakmurkan bumi, begitu pula jika tidak membuka lahan untuk dibuat perkebunan, atau membuka sebuah pertambangan, tentu saja tidak akan mendukung kelangsungan manusia di muka bumi ini. Kebutuhan mendasar manusia adalah sandang, pangan, dan papan (rumah tinggal), dari kebutuhan-kebutuhan inilah seorang manusia dapat hidup dengan nyaman dan teratur serta dapat berkonsentrasi memakmurkan bumi dan lingkungan.

Solusi dari permasalahan ini adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan jasa seorang arsitek yang peduli dengan lingkungan sebagai partner kepercayaan yang dapat memberikan kita sebuah perancangan rumah yang ideal dan hijau . Perlu disadari bahwa desain-desain rumah dan bangunan yang ramah lingkungan telah menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak saat ini. Kesadaran manusia akan kebutuhan ini pun rasanya sudah semakin membaik.


Saya mengutip sebuah artiket di sebuah Majalah Nasional “SINDO” dengan judul :  

Arsitektur Tropis Cenderung Ramah Lingkungan

TREN desain rumah selalu didasari pergerakan pasar karena tren memang sering kali diusung untuk menjawab kebutuhan pasar. Seperti fashion,tren desain arsitektur selalu berganti-ganti dan tidak tetap, meskipun sebenarnya tidak selalu dibutuhkan. Itu karena memang merupakan faktor tambahan dalam desain arsitektur yang sesungguhnya. Banyak orang menyukai tren arsitektur karena dipandang bisa meningkatkan citra bangunan, terutama rumah tinggal. Beruntung bahwa tren yang sedang berjalan saat ini menuju pada pergerakan positif pada upaya pelestarian, pemanfaatan secara efektif dan pemeliharaan lingkungan.

Hal ini didasari keadaan dan kondisi bumi yang makin terpengaruh pemanasan global yang banyak memicu kesadaran arsitek untuk menciptakan desain arsitektur yang ramah lingkungan. Arsitek dari astudioarchitect Probo Hindarto menjelaskan, kesadaran akan lingkungan dalam rumah yang baik sudah makin dimiliki masyarakat.Konsep arsitektur tropis yang ramah lingkungan dan sesuai untuk orang Indonesia mulai diminati kembali dengan sentuhan lebih modern.

Dalam hal ini, tetap stylish dengan gaya modern, tapi juga hijau. Arsitektur yang tren sesaat seperti Spanyol, Mediterania atau minimalis dipandang bukan lagi tren arsitektur rumah yang esensial karena hanya merupakan tren tampilan rumah saja,tapi belum menyentuh konsep ruang yang merupakan esensi arsitektur terpenting. Desain arsitektur tropis menjadi tren karena didasari kesadaran dalam dunia desain,terutama oleh para arsitek,ilmuwan dan pencinta lingkungan hidup untuk menggunakan desain yang ramah lingkungan, hijau, dan berkelanjutan.

Konsep ini lebih didasari oleh kesadaran, karena itu dengan adanya kesadaran untuk arsitektur yang lebih hijau dan berwawasan lingkungan.” Hal ini berarti kesadaran masyarakat dan para praktisi arsitek pada umumnya sudah meningkat daripada sekedar membuat desain bangunan yang tidak berwawasan lingkungan,” jelas dia saat dihubungi Seputar Indonesia. Ciri khas desain arsitektur tropis ini adalah memanfaatkan sumber daya alam yang ada dengan baik.Sehingga meminimalkan kerusakan lingkungan akibat desain arsitektur.

Beberapa contoh aplikasi desain yang ‘hijau’.Misalkan saja sinar atau cahaya matahari untuk mengurangi atau menghilangkan pemakaian listrik untuk penerangan buatan. Berbagai trik desain seperti atap yang tinggi,ventilasi yang baik, unsur tanaman dan perkerasan di sekitar rumah menjadi pendukung untuk konsep ini. Selain itu, penghawaan alami yang didukung oleh desain yang tidak memerlukan AC atau penghawaan buatan,karena sudah terasa dingin dan sejuk,didukung oleh pelestarian tanah dengan menanam banyak pohon untuk penghijauan.

”Lahan yang makin sempit dan mahal harus didesain dengan seksama sehingga tetap memiliki taman yang menyegarkan area rumah,menjadi area peresapan air sehingga mengurangi banjir,” terangnya. Pembangunan yang cenderung vertikal, sehingga makin banyak lahan tersisa untuk penghijauan dan peresapan air tanah.Meskipun tidak memiliki taman di atas tanah, bisa juga menggunakan taman di atas atap dak beton,hal ini juga mulai menjadi tren, sehingga tetap ada area untuk bersantai bagi keluarga menikmati alam.

Sementara pada unsur tampilan, desain rumah pada 2010 cenderung akan mengadopsi gaya arsitektur modern dan tropis yang banyak menggunakan unsur material ekspos seperti batuan ekspos dan lapisan kayu. Ini membuat tampilannya menjadi makin segar. Sayangnya belum banyak pengembang yang membangun rumah dengan desain seperti itu. Ini karena orientasi pengembang saat ini barangkali masih 90% berorientasi pada keuntungan ekonomis dari penjualan rumah-rumah atau apartemen. Karena itu tren yang ditawarkan perumahan pengembang pada umumnya masih kalah maju selangkah daripada karya arsitek yang sudah memiliki kesadaran itu.

Hal ini karena arsitek ‘perumahan’ berbeda dengan arsitek independen, dimana arsitek yang independen 
lebih bisa mengimplementasikan berbagai konsep arsitektur tropis dan hijau tanpa terpengaruh oleh faktor keuntungan. Apabila ada pengembang yang berani menawarkan konsep arsitektur ‘hijau’ yang tidak terpengaruh unsur ekonomis bangunan,maka pengembang ini sudah mengikuti tren dunia yang berkembang saat ini.Arsitek dari PT Buanareksa Binaperkasa,Andry Hermawan menjelaskan, tren desain rumah pada 2010 lebih kepada sustainable environment dan ecological issue.

Efisiensi biaya dan energi menjadi suatu keniscayaan. Di Indonesia sendiri masih akan menganut minimalis dan tropical design,namun tidak tertutup kemungkinan berkembangnya arsitektur organik. ”Arsitektur vernakular bergaya Sunda dan Bali modern pun semakin dilirik,”ucapnya. (hermansah)

Source :

Kamis, 14 Juni 2012

Fobia dan Studi Kasusnya


TUGAS SOFTSKILL ILMU BUDAYA DASAR 8

(Artikel mengenai Fobia dan studi kasusnya)

A.       DEFINISI FOBIA

Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus

Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.

Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). 

Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.

Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :

a.       afrophobia — ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
b.      agoraphobia - takut pada lapangan
c.       antlophobia — takut akan banjir.
d.      bibliophobia - takut pada buku
e.       caucasophobia — ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
f.       cenophobia — takut akan ruangan yang kosong.
g.      claustrophobia - takut akan naik lift.
h.      dendrophobia - takut pada pohon
i.        ecclesiophobia - takut pada gereja
j.        felinophobia - takut akan kucing
k.      genuphobia - takut akan lutut
l.        hydrophobia — ketakutan akan air.
m.    hyperphobia - takut akan ketinggian
n.      iatrophobia - takut akan dokter
o.      japanophobia - ketakutan akan orang jepang
p.      lygopobia - ketakutan akan kegelapan
q.      necrophobia - takut akan kematian
r.        panophobia - takut akan segalanya
s.       photophobia — ketakutan akan cahaya.
t.        ranidaphobia - takut pada katak
u.      schlionophobia - takut pada sekolah
v.      uranophobia - ketakutan akan surga
w.    xanthophobia - ketakutan pada warna kuning
x.      arachnophobia - ketakutan pada laba-laba
y.      lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran

B.       CARA MENGATASI FOBIA

a. Terapi berbicara.

Perawatan ini seringkali efektif untuk mengatasi berbagai fobia. Jenis terapi bicara yang bisa digunakan adalah:
1. Konseling: konselor biasanya akan mendengarkan permasalahan seseorang, seperti ketakutannya saat berhadapan dengan barang atau situasi yang membuatnya fobia. Setelah itu konselor akan memberikan cara untuk mengatasinya.
2. Psikoterapi: seorang psikoterapis akan menggunakan pendekatan secara mendalam untuk menemukan penyebabnya dan memberi saran bagaimana cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
3. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioural Therapy/CBT): yaitu suatu konseling yang akan menggali pikiran, perasaan dan perilaku seseorang dalam rangka mengembangkan cara-cara praktif yang efektif untuk melawan fobia.

b. Terapi pemaparan diri (Desensitisation).

Orang yang mengalami fobia sederhana bisa diobati dengan menggunakan bentuk terapi perilaku yang dikenal dengan terapi pemaparan diri. Terapi ini dilakukan secara bertahap selama periode waktu tertentu dengan melibatkan objek atau situasi yang membuatnya takut. Secara perlahan-lahan seseorang akan mulai merasa tidak cemas atau takut lagi terhadap hal tersebut. Kadang-kadang dikombinasikan dengan pengobatan dan terapi perilaku.

c. Menggunakan obat-obatan.

Penggunaan obat sebenarnya tidak dianjurkan untuk mengatasi fobia, karena biasanya dengan terapi bicara saja sudah cukup berhasil. Namun, obat-obatan ini dipergunakan untuk mengatasi efek dari fobia seperti cemas yang berlebihan.
Terdapat 3 jenis obat yang direkomendasikan untuk mengatasi kecemasan, yaitu:
1. Antidepresan: obat ini sering diresepkan untuk mengurangi rasa cemas, penggunaannya dizinkan untuk mengatasi fobia yang berhubungan dengan sosial (social phobia).
2. Obat penenang: biasanya menggunakan obat yang mengandung turunan benzodiazepines. Obat ini bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan yang parah, tapi dosis yang digunakan harus serendah mungkin dan penggunaannya sesingkat mungkin yaitu maksimal 4 minggu. Ini dikarenakan obat tersebut berhubungan efek ketergantungan.
3. Beta-blocker: obat ini biasanya digunakan untuk mengobati masalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti masalah jantung dan tekanan darah tinggi (hipertensi). Karena berguna untuk mengurangi kecemasan yang disertai detak jantung tak beraturan.

C. STUDI KASUS MENGENAI FOBIA

Andri adalah murid salah satu sekolah dasar di Semarang, ia memiliki masalah ketidakmampuan menjalin hubunga sosial yang baik dengan teman sebayanya dikarenakan terlalu banyak bermain game online. Semakin berjalannya waktu dan ketidakmampuan Andri untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, masalah Andri ini menjadi meluas. Tidak hanya dengan teman-teman sebayanya tetapi juga dengan guru-guru pengajar.

Yang menjadi perhatian adalah ketika Andri berbicara dengan orang lain. Tidak terfokus dengan lawan bicara, hanya tersenyum-senyum sambil menggerakkan kepalanya dengan hitungan patah-patah seperti boneka kayu yang kaku dan pandangan kosong lurus ke depan. Hitungan fokus untuk menatap lawan bicara hanya kurang dari 6 detik dan fokus pada topik pembicaraan hanya kurang dari 9 detik. Pola seperti ini, terulang terus menerus ketika Andri dihadapkan pada situasi yang mengharuskan dia untuk berkomunikasi dengan dua orang atau lebih.

Pola yang terulang terus-menerus setiap kali berbicara dengan Andri,membuat teman-teman sekelasnya menjauhi Andri. Bahkan ada seorang guru yang membentak Andri dengan menggunakan kata “gendheng dan autis.”
Masalah baru muncul. Andri tidak hadir di sekolah sampai hampir 1 minggu. Menurut pengakuan ibunya, setiap disuruh berangkat ke sekolah, badan Andri mendadak panas dan kakinya dingin yang disertai dengan diare. Empat surat izin tidak masuk karena sakit dari orang tua Andri, terdapat diatas meja kerja guru. Tiga kali diperiksakan ke dokter oleh orang tuanya, tidak diketahui adanya penyakit berbahaya. Menurut analisa dokter, sakitnya Andri dikarenakan Andri mengalami stres berat dan ketakutan akan sesuatu. Kepada ibunya, Andri bercerita kalau dia takut berhadapan dengan guru yang mengatakan dia gendheng dan autis. Sehingga membuat dia takut berangkat ke sekolah.

Gejala yang dialami oleh Andri, menunjukkan bahwa Andri terserang Phobia Sekolah. Menurut Jacinta F. Rini, phobia sekolah adalah bentuk kecemasan yang tinggi terhadap sekolah yang biasanya disertai dengan berbagai keluhan yang tidak pernah muncul atau pun hilang ketika “masa keberangkatan” sudah lewat atau pada hari Minggu atau hari libur. Phobia sekolah dapat sewaktu-waktu dialami oleh setiap anak hingga usianya 14-15 tahun, saat dirinya mulai bersekolah di sekolah baru atau menghadapi lingkungan baru atau pun ketika ia menghadapi suatu pengalandri yang tidak menyenangkan di sekolah.
Ada beberapa tanda yang dapat dijadikan sebagai kriteria phobia sekolah, yaitu:
  • Menolak untuk berangkat ke sekolah.
  • Mau datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian minta pulang
  • Pergi ke sekolah dengan menangis, menempel terus dengan orang tua atau pengasuhnya, atau menunjukkan tantrum-nya seperti menjerit-jerit di kelas, agresif terhadap anak lainnya (memukul, menggigit, dsb.) atau pun menunjukkan sikap-sikap melawan/menentang gurunya
  • Menunjukkan ekspresi/raut wajah sedemikian rupa untuk meminta belas kasih guru agar diijinkan pulang dan ini berlangsung selama periode tertentu.
  • Tidak masuk sekolah selama beberapa hari.
  • Keluhan fisik yang sering dijadikan alasan seperti sakit perut, sakit kepala, pusing, mual, muntah-muntah, diare, gatal-gatal, gemetaran, keringatan, atau keluhan lainnya. Anak berharap dengan mengemukakan alasan sakit, maka ia diperbolehkan tinggal di rumah.
  • Mengemukakan keluhan lain (diluar keluhan fisik) dengan tujuan tidak usah berangkat ke sekolah.
  • Senang berdiam diri di dalam kamar dan kurang mau bergaul .
Sumber :
http://catatanmingguanku.blogspot.com/2012/02/pengertian-macam-dan-cara-mengatasi.html
http://phobia-disorder.blogspot.com/p/contoh-kasus_16.html