BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Sejarah
Kawasan
Stasiun Semarang Tawang (kode SMT)
adalah stasiun induk di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang yang
melayani kereta api eksekutif dan bisnis. Kereta
api ekonomi tidak singgah di stasiun ini. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar
tertua di Indonesia setelah Semarang Gudang dan diresmikan pada
tanggal 19 Juli 1868 untuk jalur Semarang
Tawang ke Tanggung. Jalur ini menggunakan lebar 1435 mm. Pada tahun 1873 jalur ini
diperpanjang hingga Stasiun Solo Balapan dan melanjut
hingga Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta.
Dulu, selain ada rel ke Stasiun Semarang Gudang, terdapat juga rel
menuju Demak.
Gambar Tampak Depan Stasiun Tawang
Sumber
: http://seputarsemarang.com/stasiun-tawang-1780/
Stasiun
Semarang Tawang merupakan stasiun induk di Kota Semarang yang melayani kereta
api eksekutif dan bisnis, serta ekonomi. Stasiun ini merupakan stasiun kereta
api besar tertua di Indonesia. Sejak pertama kali di bangun, tak banyak
perubahan terjadi di Stasiun Tawang. Hampir seluruh bagian di stasiun ini tetap
sama. Lapangan di depan Stasiun Tawang (sekarang menjadi Polder) juga mempunyai
nilai historis yang tinggi yaitu sebagai ruang terbuka di kawasan kota lama
yang difungsikan sebagai tempat upacara, olah raga, pertandingan dan sebagainya.
Gambar Tampak Depan Stasiun Tawang Masa Dulu
Sumber : http://seputarsemarang.com/stasiun-tawang-1780/
Stasiun
Tawang merupakan pengganti Stasiun Tambak Sari milik N.I.S yang pertama. Adapun
pembangunan stasiun pertama tersebut ditandai dengan upacara pencangkulan tanah
oleh Gubernur Jenderal Mr. Baron Sloet van de Beele, bersamaan dengan
pembentukan sistem perangkutan kereta api milik N.I.S pad atanggal 16 Juni
1864. N.I.S melayani jalur Semarang – Yogya – Solo. Setelah mengalami proses
pembangunan yang tersendat-sendat akhirnya jalur pelayanan kereta api ini
terselesaikan pada 10 Pebruari 1870. Berkembangnya kegiatan perdagangan
menyebabkan stasiun Tambak Sari tidak memenuhi syarat lagi. Maka
direncanakanlah stasiun yang baru dengan arsitek J.P de Bordes. Setelah
kemerdekaan Republik Indonesia, stasiun ini diambil alih oleh Pemerintah Daerah
Kotamadya Semarang dan diganti dengan nama Perusahaan Jawatan Kereta Api Tawang
( PJKA).
Tidak
banyak perubahan yang dilakukan pada stasiun ini terutama pada bagian facade
dan sampai sekarang masih terawat dengan baik. Lapangan di depan Stasiun Tawang
( sekarang menjadi Folder ) juga mempunyai nilai historis yang tinggi yaitu
sebagai ruang terbuka dari kota lama yang difungsikan sebagai tempat upacara,
olah raga, pertandingan dan sebaginya.
Dulu Stasiun Tawang dibangun untuk
menggantikan fungsi Stasiun Tambak Sari di Pengapon yang dinilai tidak lagi
dapat memenuhi kebutuhan jumlah pengguna. Itu lantara pada 1870 jalur kereta
Semarang-Solo-Yogyakarta selesai dibangun sehingga jumlah penumpang semakin
banyak.
Pada
awal pengoperasian, tidak ada rel kereta yang menghubungkan Stasiun Tawang
dengan Stasiun Poncol. Sebab, kedua stasiun tersebut merupakan kopstation (stasiun
ujung dari sebuah jalur rel kereta). Stasiun Tawang memiliki jalur kereta ke
arah Solo dan Yogyakarta serta memiliki jalur khusus ke kantor NIS (sekarang
menjadi Lawang Sewu),
sedangkan Stasiun Poncol memiliki jalur ke arah Cirebon.
Gambar Perspektif Stasiun Tawang
Sumber : https://www.wordpress.com
Selain itu, dulu Stasiun Tawang dengan Poncol
adalah dua stasiun milik dua perusahaan kereta-api yang berbeda. Tawang milik
NIS dan Poncol milik SCS. Kedua stasiun baru terhubung ketika masa pendudukan
Jepang.
Dari kejauhan akan tampak bangunan Stasiun Semarang
Tawang yang memanjang dari arah barat ke timur. Di seberang jalan terdapat polder
Kota Lama yang berfungsi sebagai penampung air rob dan banjir di daerah Kota
Lama.
Pada beberapa bagian atap terdapat kubah yang menunjukkan
gaya arsitektur populer pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Bentuknya mirip
atap Gedung PTP yang juga berada di Kota Lama Semarang.
Garis lengkung dan persegi merupakan bidang yang dominan
pada ornamen dinding Stasiun Tawang. Kanopi yang menaungi pintu masuk utama,
menambah kesan eksklusif stasiun ini.
Mulai Juli 2009 Stasiun Tawang ditetapkan PT Kereta Api
Indonesia (PT. KAI) sebagai bangunan cagar budaya. Penetapan ini dilakukan
setelah ada peraturan tentang pelestarian bangunan kuno terhadap kondisi fisik
stasiun. Salah satu penerapan peraturan tersebut yang kini dilaksanakan adalah
restorasi Stasiun Tawang agar kualitas bangunan dan kebersihan tetap terjaga.
Rencana
restorasi meliputi penggantian lapisan dinding stasiun yang sudah mulai
berkerak dan retak-retak. Bahan pengganti lapisan dinding tersebut menggunakan
semen abu-abu atauportland
cement (PC) dan di-finishing cat tembok emulsi. Salah satu ruangan
yang segera direstorasi dindingnya adalah lobi utama stasiun karena ruangan ini
adalah yang paling sering digunakan pengguna jasa stasiun.
Lobi ini dirancang sesuai fungsi stasiun Semarang Tawang,
yakni sebagai pintu masuk utama Kota Semarang bagi pengunjung dari luar kota.
Restorasi ini menyadarkan betapa pentingnya pelestarian bangunan stasiun
sebagai aset dan bagian dari sejarah perkeretapian Indonesia.
Stasiun
Tawang merupakan tetengger yang penting bagi kawasan Kota Lama. Pada masa lalu
terdapat sumbu visual yang menghubungkan stasiun ini dengan Gereja protestan (Blenduk).
Sehingga peran stasiun ini dalam pembentukan citra kawasan sangat penting dan
mampu menambah nilai kawasan. Integritas langgam arsitektur Indische sangat
kuat dan banyak terpengaruh unsur lokal. Integritas kekriyaan ditampilkan dalam
detil bermotif dan berwarna.
Integritas
setting masih tetap seperti semula. Sedangkan integritas type bangunan
merupakan ruang kantor. Integritas sesinambungan fungsi yaitu sebagai bangunan
pengangkutan masih terjaga dengan baik. Kaitan bangunan dengan sejarah yaitu
pembangunannya ditujukan untuk menggantikan stasiun Tambak Sari di Pengapon,
dengan perancang adalah JP Bordes. Selain itu kaitan bangunan dengan sejarah
perangkutan milik NIS tidak kecil. Arsitekturnya unik, dengan ciri arsitektur
Indische yang bahan untuk elemen dinding yang bermotif dan berwarna menjadikan
bangunan ini sangat estetis. Dilihat dari segi lansekap kota, Stasiun Tawang menambahkan
kualitas dan potensi dari ruang terbuka di kawasan tersebut
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Stasiun_Semarang_Tawang
http://seputarsemarang.com/stasiun-tawang-1780/
http://portalsemarang.com/stasiun-tawang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar